Tolong jempol dan saran nya . . .
Agar Blog ini bisa Lebih baik Lagy . . .
terima kasih . . .

Cari Blog Ini

Jumat, 19 April 2013

7 Langkah Cara Cuci Tangan

Bisakah Anda mencuci tangan? Anda pasti menjawab ‘Bisa!’, tapi bagaimana bila Anda diminta oleh buah hati anda untuk memberikan contoh cara mencuci tangan yang baik dan benar?. Saya yakin tidak semua pembaca blog ini akan memperagakan dengan penuh percaya diri, atau malah terkesan asal-asalan yang penting basah. Ya, begitulah kenyataannya. Hal yang kebanyakan orang dianggap sepele ternyata sebagian besar tidak mampu memperagakannya dengan baik dan benar, bahkan mungkin pihak yang berkecimpung di dunia kesehatan sendiri tidak mengetahuinya. 

Mencuci tangan memang hal kecil, tapi sama sekali bukan hal yang sepele. Bayangkan, seandainya putra-putri kesayangan anda setelah asik bermain dengan tangan yang belepotan kotoran, pergi ke meja makan dan langsung menyambar makanan yang ada. Dapat dipastikan tidak lama kemudian atau esok hari buah hati anda akan mengeluh perutnya sakit, badan panas, dan lain sebagainya, yang berati buah hati anda akan jatuh sakit. Tentu sebagai orang tua Anda tidak menginginkannya bukan?.
Dalam keseharian, kita tidak terlepas dari kegiatan cuci tangan, tapi seberapa yakinkah bahwa tangan anda bebas dan nantinya tidak akan terinfeksi oleh kuman? karena memang, terkadang kita jatuh sakit sementara sang dokter mengatakan infeksi bisa dari mana saja termasuk dari kebiasaan cuci tangan yang kurang tepat. 

Berikut akan di jelaskan bagaimana cara mencuci tangan yang baik dan benar untuk meminimalkan kejadian infeksi kuman :

1. Langkah pertama basuh kedua telapak tangan denagn air mengalir dan menggunakan sabun secukupnya.

2. Gosok kedua telapak tangan sebanyak 15 X.

3. Gosok setiap jari dan sela jari hingga membentuk sudut 90 drajat sebanyak  10 X.

4. Gosok seluruh jari pada telapak tangan dengan posisi jari menguncup sebanyak 10 X.

5. Gosok punggung tangan secara bergantian.

6. Basuh kedua tangan pada air mengalir hingga tangan terasa kesat.

7. Keringkan tangan dengan menggunakan kain atau tissue.



Itulah 7 langkah cuci tangan yang baik semoga bermanfaat dan dapat diterapkan dlam kehidupan sehari-hari :)

Sabtu, 03 November 2012

Bionomik Kecoa


BAB  I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Menuju Indonesia sehattahun 2012 danuntukmewujudkankualitasdankuantitaslingkungan yang bersihdansehatsertauntukmencapaiderajatkesehatanmasyarakat yang optimal sebagaisalahsatuunsurkesepakatanumumdaritujuannasional, sangatdiperlukanpengendalianvektorpenyakit. 
Masalahumum yang dihadapidalambidangkesehatanadalahjumlahpenduduk yang besardenganangkapertumbuhanyngcukuptinggidanpenyebaranpenduduk  yangbelummerata, tingkatpendidikandansosialekonomi yang masihrendah. Keadaninidapatmenyebabkanlingkunganfisikdanbiologis yang tidakmemadaisehinggamemungkinkanberkembangbiaknyavektorpenyakit. Salah satu vector penyakittersebutadalahkecoa yang termasukdalamphyllumArthropoda, kelasInsekta.
Para ahliseranggamemasukkankecoakedalamordoserangga yang berbeda-beda. Maurice dan Harwood ( 1969 )  memasukkankecoakedalamordoBlattariadengansalahsatufamilinyaBlattidae. Smith ( 1973 ) dan Ross ( 1965) memasukkankecoakedalamordoDicyopteradengan sub ordonyaBlattariasedangkanparaahliseranggalainnyamemasukkankedalamordoOrthopteradengan sub ordoBlattariadanfamiliBlattidae. Kecoamerupakanserangga yang hidup di dalamrumah, restoran, hotel, rumahsakit, gudang, kantor, perpustakaan, dan lain-lain.
Kecoadapatmenjadipenularpenyakityaitudenganmemindahkanbeberapamikroorganismepatogenantaralain, Streptococcus, Salmonella  dan lain-lain sehinggadapatmenyebarkanpenyakitantaralain, Disentri, Diare, Cholera, Virus Hepatitis A, Polio padaanak-anakPenularanpenyakitdapatterjadimelaluiorganismepatogensebagaibibitpenyakit yang terdapatpadasampahatausisamakanan, dimanaorganismetersebutterbawaoleh kaki ataubagiantubuhlainnyadarikecoa, kemudianmelalui organ tubuhkecoa, organismesebagaibibitpenyakittersebutmenkontaminasimakanan.
B.    TUJUAN
TUJUAN UMUM
Untukmengetahuibionomikkecoasehinggadapatmelakukanpengendalianterhadappopulasikecoa.

TUJUAN KHUSUS
1.      Untukmengetahuitempat-tempatperindukkankecoa.
2.      Untukmengetahuicarahidupkecoa.
3.      Untukmengetahuimakanan yang disukaikecoa.

C.  MANFAAT
1.      BagiAkademiPendidikan
Hasilmakalahinidiharapkandapatmenjadisumberevaluasi yang digunakansebagaibahanmasukanreferensiyngnantinyaakanbergunabagidisipinilmukesehatanlingkungantentangBionomikKecoa.
2.      BagiPembaca
HasilmakalahinidiharapkandapatmenambahpengetahuanpembacatentangBionomikKecoa.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.    Kecoa
Blaberus giganteus
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Upakelas:
Infrakelas:
Superordo:
Ordo:
Blattodea



Famili

KecoaataucoroadalahsalahsatuseranggadarifilumArthropoda yang termasukdalamordoOrthopteradengan sub ordoBlattariadanfamiliBlattidae. Kecoaterdiridaribeberapa genus yaituBlattela, periplaneta, blatta,supella, danblaberus. Di dunia terdapat kurang lebih 3.500 species kecoa. BeberapajenisdarikecoaadalahBlattelaGermanica, Periplaneta Americana, PeriplanetaAutralasiae, PeriplanetaFuligunosa, BlattelaOrientalis, danSupallaLongipalpa. Ada 4 (empat) spesiesdiantaranyaumumnyaterdapat di dalamrumah yaitu Periplaneta americana (American Cockroach), Blattela germanica (German Cockroach), Blatta orientalis (Oriental Cockroach), dan Supella langipalpa  (Brown Banded Cockroach) .

B.    MorfologiKecoa
Kecoa adalah serangga yang tubuhnyaberbentuk oval, pipih dorso-ventral. Kepalanya tersembunyi di bawah pronotum, dilengkapi dengan sepasang mata majemuk dan satu mata tunggal, antena panjang, sayap dua pasang, dan tiga pasang kaki. Pronotum dan sayap licin, tidak berambut dan tidak bersisik,berwarna coklat sampai coklat tua.
Secara umum Kecoa memiliki morfologi sebagai berikut :
·         Tubuhbulattelurdanpipihdorsoventral (gepeng)
·         Kepalaagaktersembunyidilengkapi :sepasangantenapanjang yang berbentukfiliform yang bersegmen,danmuluttipepengunyah (chewing).
·         Bagian dada terdapat 3 kaki,2pasangsayap,bagianluartebal,bagiandalamberbentukmembran.
·         Caput melengkungkeventro caudal di bawahsehinggamulutmenjoldiantaradasar kaki pertama.
·         Biasanyabersayap 2 pasangjenis blattaorientialis betinamemilikisayap yang lebihpendekdaripadajantan (tidakmenutup abdomen).
·         Kaki disesuaikanuntukberlari
·         Metamorfosistidaksempurna (telur-nimpha-dewasa),telurterbungkusooteca 6-30 butirtelurdanmenetas 26-69 harisedangkannimphamenjadi dewasa mengalami molting sebanyak 13 kali,siklus hidup secara keseluruhan 2-21 bulan dan kecoa dewasa dapat hidup selama 3 tahun.
·         Kebiasaan hidupnya,kecoa termasuk binatang malam (nocturnal) yang dapat bergerak cepat dan selalu menghindari cahaya. Bersifat omnivora memakan buku,kotoran,tinja dan dahak atau makanan dari kanji.

Morfologidaribeberapajeniskecoa, sebagaiberikut :
1.      Periplaneta americana
Ukuran tubuhnya antara 30-40 mm,warnanya merah atau kuning kecoklatan.Punya 2 sayap yang depan mirip kulit,lentur dengan venasi yang jelas,sayap belakang seperti selaput menutupi abdomen.antero lateral sayap atas nampak jelas.
2.      Blatta orientialis
Ukuran tubuhnya 22-27 mm,warna coklat tua dan hitam,sayap betina tidak menutup abdomen/pendek.


3.      Blatta germanica
Ukuran 12-16 mm,warna coklat muda ada dua pita gelap longitudinal coklat gelap pada thorax.

4.      Supella supellectillum
Ukuran tubuhnya 13 mm warna coklat muda mirip Blatta germanica tetapi tidak ada garis pada thorax,ada pita kuning atau coklat pada sayap.
C.     DaurHidup
Kecoaadalahseranggadengan metamorfosa tidak lengkap, hanya melalui tiga stadia (tingkatan), yaitu stadium telur, stadium nimfa dan stadium dewasa yang dapat dibedakan jenis jantan dan betinanya.Nimfa biasanya menyerupai yang dewasa, kecuali ukurannya, sedangkan sayapdanalatgenitalnyadalamtarafperkembangan.
Telurkecoaberadadalamkelompok yang diliputioleh selaput keras yang menutupinya kelompok telur kecoa tersebut dikenal sebagai kapsul telur atau “Ootheca”.Kapsul telur dihasilkan oleh kecoa betina dan diletakkan pada tempat tersembunyi atau pada sudut-sudut dan pemukaan sekatan kayu hingga menetas dalam waktu tertentu yang dikenal sebagai masa inkubasi kapsul telur, tetapi pada spesies kecoa lainnya kapsul telur tetap menempel pada ujung abdomen hingga menetas. Jumlah telur maupun masa inkubasinya tiap  kapsul telur berbeda menurut spesiesnya. Dari kapsul telur yang telah dibuahi akan menetas menjadi nimfa yang hidup bebas dan bergerak aktif. Nimfa yang baru keluar dari kapsul telur berwarna putih seperti buturan beras, kemudian berangsur-angsur berubah menjadi berwarna coklat, Nimfa tersebut berkembang melalui sederetan instar dengan beberapa kali bergantikutikulasehinggamencapai stadium dewasa.
Periplanettaamericana Linnaeus dewasa dapat dikenal dengan adanya perubahan dari tidak bersayap pada stadium nimfa menjadi bersayap pada stadium dewasanya pada P.Americana yang dewasa terdapat dua pasang sayap baik pada yang jantan maupun betinanya.Daur hidup  Periplaneta brunnea Burmeister dalam kondisi laboratorium dengan suhu rata-rat 29 º C, dan kelembaban 78 % mencapai 7 bulan, terdiri atas masa inkubasi kapsul telur rata-rata 40 hari, perkembangan stadium nimfa 5 sampai 6 bulan. Masa inkubasi kapsul telur  P.americana rata-rata 32 hari, perkembangan nimfa inkubasi antar 5 sampai 6 bulan, serangga dewasa kemudian berkopulasi dan satu minggu kemudian menghasilkan kapsul telur yang pertama sehingga daur hidup P americana memerlukan waktu rata-rata 7 bulan.
DaurhidupNeostylopygarhombifolia (Stoll) mencapai 6 bulan, meliputi masa inkubasi kapsul telur rata-rata 30 hari, perkembangan nimfa antara 4 bulan dan 5 bulan. Serangga dewasa kemudian berkopulasi dan 15 hari kemudian yang betina menghasilkan kapsul telur. Daur hidup Periplaneta australasiae (Fabricius) mencapai 7 bulan, meliputi masa inkubasi kapsul telur rata-rata 35 hari, perkembangan nimfa memerlukan waktu antara 4 bulan sampai 6 bulan, serangga dewasa kemudian berkopulasi dan 10 hari kemudian yang betinamenghasilkankapsultelur yang pertama.


D.    BionomikKecoa
Bionomikkecoaadalahkebiasaansegalasesuatu yang dilakukankecoaselamahidupnya.Bionomikkecoaterdiridari, sebagaiberikut :
1.      Tempat perindukan
Umumnya kecoa lebih menyukai tempat – tempat yang kotor, lembab, dan sejuk. Seperti di WC, dibawah tumpukan barang – barang, di gudang yang lemabab dan berbau, atau ditempat – tempat kotor dan gelap lainnya.
2.      Cara hidup
Kecoa umumnya tinggal berkelompok. Mereka beraktifitas mencari makan pada malam hari mereka bersembunyi di dalam celah – celah dinding, bingkai pintu, di dalam kamar mandi, lemari, selokan, gua, mesin jahit, televisi, radio, dan elektronik lain.Dengan tubuhnya yang pipih, apabila kecoa merasa terganggu/ terancam hidupnya maka dia akan menyembunyikan tubuhnya dicelah yang sempit. Kecoa juga dapat menggunakan cara lain untuk melindungi dirinya dari bahaya, yaitu dengan mengeluarkan cairan berbau busuk.
3.      Makanan yang disukai
Kecoa memakan semua jenis makanan yang dikonsumsi oleh manusia, terutama yang mengandung gula dan lemak. Seperti, susu, keju, daging, kue, biji – biji, gula dan coklat. Mereka juga menyenangi karton, tumpukan buku, lem katu, darah, ekskreta dan sputum.









BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Kepalanya tersembunyi di bawah pronotum, dilengkapi dengan sepasang mata majemuk dan satu mata tunggal, antena panjang, sayap dua pasang, dan tiga pasang kaki. Pronotum dan sayap licin, tidak berambut dan tidak bersisik,berwarnacoklatsampaicoklattua.
Kecoalebihmenyukaitempat – tempat yang kotor, lembab, dansejuk. Seperti di WC, dibawahtumpukanbarang – barang, di gudang yang lemababdanberbau, atauditempat – tempatkotordangelaplainnya.
Kecoaumumnyatinggalberkelompok.Merekaberaktifitasmencarimakanpadamalamharimerekabersembunyi di dalamcelah – celahdinding, bingkaipintu, di dalamkamarmandi, lemari, selokan, gua, mesinjahit, televisi, radio, danelektronik lain. Dengantubuhnya yang pipih, apabilakecoamerasaterganggu/ terancamhidupnyamakadiaakanmenyembunyikantubuhnyadicelah yang sempit. Kecoajugadapatmenggunakancara lain untukmelindungidirinyadaribahaya, yaitudenganmengeluarkancairanberbaubusuk.
Kecoa memakan semua jenis makanan yang dikonsumsi oleh manusia, terutama yang mengandung gula dan lemak. Seperti, susu, keju, daging, kue, biji – biji, gula dan coklat. Mereka juga menyenangi karton, tumpukan buku, lem katu, darah, ekskreta dan sputum.
B.    Saran
Sebelum melakukan pengendalian vektor dan binatang pengganggu (Kecoa) hal yang perlu diketahui adalah bagaimana kebiasaan hidup (bionomik) vektor tersebut, agar kita dapat melakukan pengendalian yang tepat guna.


DAFTAR PUSTAKA

http://johannesharry.wordpress.com/2007/06/11/binatang-kecil-itu-bernama-kecoa/

Senin, 25 Juni 2012

Bencana Alam




A.     PENGERTIAN BENCANA
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau non-alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis (UU 24/2007)
Bencana adalah suatu gangguan serius terhadap keberfungsian suatu masyarakat, sehingga menyebabkan kerugian yang meluas pada kehidupan manusia dari segi materi, ekonomi atau lingkungan dan yang melampaui kemampuan masyarakat yang bersangkutan untuk mengatasi dengan menggunakan sumberdaya mereka sendiri.(ISDR, 2004)
Dari uraiaan diatas dapat disimpulkan bahwa bencana adalah kejadian-kejadian luar biasa yang di luar kendali manusia yang bersifat merusak dan merugikan makhluk hidup yang berada di sekitarnya.

B.     JENIS BENCANA

1.    GEMPA BUM
Gempa bumi adalah goncangan yang mengguncang suatu daerah mulai dari yang tingkat rendah sampai tingkat tinggi yang membahayakan. Gempa dengan skala tinggi dapat membuat luluhlantak apa-apa yang ada di permukaan bumi. Rumah, gedung, menara, jalan, jembatan, taman, landmark, dan lain sebagainya bisa hancur rata dengan tanah jika terkena gempa bumi yang besar.

2.    TSUNAMI
Tsunami adalah ombak yang sangat besar yang menyapu daratan akibat adanya gempa bumi di laut, tumbukan benda besar/cepat di laut, angin ribut, dan lain sebagainya. Sunami sangat berbahaya karena bisa menyapu bersih pemukiman warga dan menyeret segala isinya ke laut lepas yang dalam. Tsunami yang besar bisa membunuh banyak manusia dan makhluk hidup yang terkena dampak tsunami.

3.    BANJIR
Menurut SK SNI M-18-1989-F (1989) dalam (Suparta (2004) dijelaskan bahwa Banjir adalah aliran yang relatif tinggi, dan tidak tertampung oleh alur sungai atau saluran. Aliran yang dimaksud disini adalah aliran air yang sumbernya bisa dari mana aja. Dan air itu ngeluyur keluar dari sungai atau saluran karena sungai atau salurannya sudah melebihi kapasitasnya. Kondisi inilah yang disebut banjir. Banjir adalah bencana akibat curah hujan yang tinggi dengan tidak diimbangi dengan saluran pembuangan air yang memadai sehingga merendam wilayah-wilayah yang tidak dikehendaki oleh orang-orang yang ada di sana. Banjir bisa juga terjadi karena jebolnya sistem aliran air yang ada sehingga daerah yang rendah terkena dampak kiriman banjir.

4.    KEBAKARAN HUTAN
Kebakaran hutan adalah kebakaran yang diakibatkan oleh faktor alam seperti akibat sambaran petir, kekeringan yang berkepanjangan, leleran lahar, dan lain sebagainya. Kebakaran hutan menyebabkan dampak yang luas akibat asap kebakaran yang menyebar ke banyak daerah di sekitarnya. Hutan yang terbakar juga bisa sampai ke pemukiman warga sehingga bisa membakar habis bangunan-bangunan yang ada.

5.    TANAH LONGSOR
Tanah longsor adalah tanah yang turun atau jatuh dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah. Masalahnya jika ada orang atau pemukiman di atas tanah yang longsor atau di bawah tanah yang jatuh maka sangat berbahaya. Tidak hanya tanah saja yang longsor karena batu, pohon, pasir, dan lain sebagainya bisa ikut longsor menghancurkan apa saja yang ada di bawahnya.

C.       PENYEBAB BENCANA

1.    GEMPA BUMI

Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang dilakukan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itu lah gempa bumi akan terjadi.

Gempa bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan lempengan tersebut. Gempa bumi yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan translasional. Gempa bumi fokus dalam kemungkinan besar terjadi karena materi lapisan litosfer yang terjepit kedalam mengalami transisi fase pada kedalaman lebih dari 600 km.

Beberapa gempa bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam gunung berapi. Gempa bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan gunung berapi. Beberapa gempa bumi (jarang namun) juga terjadi karena menumpuknya massa air yang sangat besar di balik dam, seperti Dam Karibia di Zambia, Afrika. Sebagian lagi (jarang juga) juga dapat terjadi karena injeksi atau akstraksi cairan dari/ke dalam bumi (contoh. pada beberapa pembangkit listrik tenaga panas bumi dan di Rocky Mountain Arsenal. Terakhir, gempa juga dapat terjadi dari peledakan bahan peledak. Hal ini dapat membuat para ilmuwan memonitor tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah. Gempa bumi yang disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga seismisitas terinduksi.


2.    TSUNAMI
Skema terjadinya tsunami
Tsunami dapat terjadi jika terjadi gangguan yang menyebabkan perpindahan sejumlah besar air, seperti letusan gunung api, gempa bumi, longsor maupun meteor yang jatuh ke bumi. Namun, 90% tsunami adalah akibat gempa bumi bawah laut. Dalam rekaman sejarah beberapa tsunami diakibatkan oleh gunung meletus, misalnya ketika meletusnya Gunung Krakatau.
Gerakan vertikal pada kerak bumi, dapat mengakibatkan dasar laut naik atau turun secara tiba-tiba, yang mengakibatkan gangguan keseimbangan air yang berada di atasnya. Hal ini mengakibatkan terjadinya aliran energi air laut, yang ketika sampai di pantai menjadi gelombang besar yang mengakibatkan terjadinya tsunami.
Kecepatan gelombang tsunami tergantung pada kedalaman laut di mana gelombang terjadi, dimana kecepatannya bisa mencapai ratusan kilometer per jam. Bila tsunami mencapai pantai, kecepatannya akan menjadi kurang lebih 50 km/jam dan energinya sangat merusak daerah pantai yang dilaluinya. Di tengah laut tinggi gelombang tsunami hanya beberapa cm hingga beberapa meter, namun saat mencapai pantai tinggi gelombangnya bisa mencapai puluhan meter karena terjadi penumpukan masa air. Saat mencapai pantai tsunami akan merayap masuk daratan jauh dari garis pantai dengan jangkauan mencapai beberapa ratus meter bahkan bisa beberapa kilometer.
Gerakan vertikal ini dapat terjadi pada patahan bumi atau sesar. Gempa bumi juga banyak terjadi di daerah subduksi, dimana lempeng samudera menelusup ke bawah lempeng benua.
Tanah longsor yang terjadi di dasar laut serta runtuhan gunung api juga dapat mengakibatkan gangguan air laut yang dapat menghasilkan tsunami. Gempa yang menyebabkan gerakan tegak lurus lapisan bumi. Akibatnya, dasar laut naik-turun secara tiba-tiba sehingga keseimbangan air laut yang berada di atasnya terganggu. Demikian pula halnya dengan benda kosmis atau meteor yang jatuh dari atas. Jika ukuran meteor atau longsor ini cukup besar, dapat terjadi megatsunami yang tingginya mencapai ratusan meter.
Gempa yang menyebabkan tsunami
a.         Gempa bumi yang berpusat di tengah laut dan dangkal (0 - 30 km)
b.        Gempa bumi dengan kekuatan sekurang-kurangnya 6,5 Skala Richter
c.         Gempa bumi dengan pola sesar naik atau sesar turun

3.    BANJIR

Pada dasarnya banjir itu disebabkan oleh luapan aliran air yang terjadi pada saluran atau sungai. Bisa terjadi dimana saja, ditempat yang tinggi maupun tempat yg rendah. Pada saat air jatuh kepermukaan bumi dalam bentuk hujan (presipitasi), maka air itu akan mengalir ketempat yang lebih rendah melalui saluran2 atau sugai2 dalam bentuk aliran permukaan (run off) sebagian akan masuk/meresap kedalam tanah (infiltrasi) dan sebagiannya lagi akan menguap keudara (evapotranspirasi).
Dataran banjir terbentuk akibat dari peristiwa banjir. Dataran banjir merupakan derah yang terbentuk akibat dari sedimentasi (pengendapan) banjir. Saat banjir terjadi, tidak hanya air yang di bawa tapi juga tanah2 yang berasal dari hilir aliran sungai. Dataran banjir biasanya terbentuk di daerah pertemuan2 sungai. Akibat dari peristiwa sedimentasi ini, dataran banjir merupakan daerah yg subur bagi pertanian, mempunyai air tanah yang dangkal sehingga cocok sekali bagi pemukiman dan perkotaan.
Perubahan lingkungan dimana didalamnya ada perubahan iklim, perubahan geomorfologi, perubahan geologi dan perubahan tata ruang. Dan kperubahan dari masyarakat itu sendiri.
Hujan merupakan faktor utama penyebab banjir. Perubahan iklim menyebabkan pola hujan berubah dimana saat ini hujan yang terjadi mempunyai waktu yang pendek tetapi intensitasnya tinggi. Akibat keadaan ini saluran2 yg ada tidak mampu lagi menampung besarnya aliran permukaan dan tanah2 cepat mengalami penjenuhan.
Akibat pemanasan global menyebabkan terjadinya perubahan pada pola iklim yg akhirnya merubah pola curah hujan, makanya jngan heran kalau sewaktu-waktu hujan bisa sangat tinggi intensitasnya dan kadang sangat rendah. Berdasarkan analisis statistik data curah hujan dari tahun 1900 sampai tahun 1989 terhadap variansi hujan dengan menggunakan uji F dihasilkan bahwa telah terjadi perubahan intensitas hujan untuk lokasi Ambon, Branti, Kotaraja, Padang, Maros, Kupang, Palembang, dan Pontianak.
Memang, berdasarkan kesimpulan penelitian tersebut bukan hanya faktor iklim yang menyebabkan terjadinya banjir, tp juga di sebabkan oleh perubahan penggunaan lahan dan penyempitan saluran drainase (sungai). Perubahan penggunaan lahan dan otomatis juga terjadi perubahan tutupan lahan menyebabkan semakin tingginya aliran permukaan. Aliran permukaan terjadi apabila curah hujan telah melampaui laju infiltrasi tanah.
Penebangan hutan menyebabkan terjadinya kenaikan aliran permukaan sebesar 624 mm/th. Onrizal (2005) juga mengungkapkan bahwa penebangan hutan menyebabkan berkurangnya air tanah rata-rata sebesar 53.2 mm/bln. Sedangkan kemampuan peresapan air pada DAS berhutan lebih besar 34.9 mm/bln di bandingkan dengan DAS tidak berhutan. Selain itu hasil penelitiannya juga menunjukkan bahwa apabila tanaman di bawah pohon hutan ~tanaman2 yg kecil2 tuh~ itu hilang akan menyebabkan peningkatan aliran permukaan yang mencapai 6.7 m3/ha/blan. Hasil penelitian Bruijnzeel (1982) dalam Onrizal (2005) yang di lakukan pada areal DAS Kali Mondoh pada tanaman hutan memperlihatkan bahwa debit sungai pada bulan mei, juli, agustus dan september lebih tinggi dari curah hujan yang terjadi pada saat bulan2 tersebut, ini membuktikan bahwa vegetasi sebagai pengatur tata air dimana pada saat hujan tanaman membatu proses infiltrasi sehinggaa air disimpan sebagai air bawah tanah dan dikeluarkan saat musim kemarau. Menurut Suroso dan Santoso (2006) dalam WWF-Indonesia (2007) perubahan penggunaan lahan sangat berpengaruh terhadap peningkatan debit sungai.
Akibat dari erosi ini tanah menjadi padat, proses infiltrasi terganggu, banyak lapisan atas tanah yang hilang dan terangkut ke tempat-tempat yang lebih rendah, tanah yang hilang dan terangkut inilah yang menjadi sedimentasi yang dapat mendangkalkan waduk2, bendungan2 dan sungai2. setelah terjadi seperti itu, kapasitas daya tampung dari saluran irigasi tersebut menjadi lebih kecil yang akhirnya dapat menyebabkan banjir walaupun dalam kondisi curah hujan normal. Menurut Priatna (2001) kerusakan tanah akibat terjadinya erosi dapat menyebabkan bahaya banjir pada musim hujan, pendangkalan sungai atau waduk2 serta makin meluasnya lahan-lahan kritis.

4.    KEBAKARAN HUTAN
Kebakaran hutan terjadi karena faktor alam dan faktor manusia. Faktor alam biasa terjadi pada musim kemarau ketika cuaca sangat panas. Namun, sebab utama dari kebakaran adalah pembukaan lahan yang meliputi:
a.    Pembakaran lahan yang tidak terkendali sehingga merembet ke lahan lain. Pembukaan lahan tersebut dilaksanakan baik oleh masyarakat maupun perusahaan. Namun bila pembukaan lahan dilaksanakan dengan pembakaran dalam skala besar, kebakaran tersebut sulit terkendali. Pembukaan lahan dilaksanakan untuk usaha perkebunan, HTI, pertanian lahan kering, sonor dan mencari ikan. pembukaan lahan yang paling berbahaya adalah di daerah rawa/gambut.
b.    Penggunaan lahan yang menjadikan lahan rawan kebakaran, misalnya di lahan bekas HPH dan di daerah yang beralang-alang.
c.    Konflik antara pihak pemerintah, perusahaan dan masyarakat karena status lahan sengketa Perusahaan-perusahaan kelapa sawit kemudian menyewa tenaga kerja dari luar untuk bekerja dan membakar lahan masyarakat lokal yang lahannya ingin diambil alih oleh perusahaan, untuk mengusir masyarakat. Kebakaran mengurangi nilai lahan dengan cara membuat lahan menjadi terdegradasi, dan dengan demikian perusahaan akan lebih mudah dapat mengambil alih lahan dengan melakukan pembayaran ganti rugi yang murah bagi penduduk asli.
d.   Dalam beberapa kasus, penduduk lokal juga melakukan pembakaran untuk memprotes pengambil-alihan lahan mereka oleh perusahaan kelapa sawit.
e.    Tingkat pendapatan masyarakat yang relatif rendah, sehingga terpaksa memilih alternatif yang mudah, murah dan cepat untuk pembukaan lahan
f.     Kurangnya penegakan hukum terhadap perusahaan yang melanggar peraturan pembukaan lahan
g.    Sambaran petir pada hutan yang kering karena musim kemarau yang panjang.
h.    Kecerobohan manusia antara lain membuang puntung rokok secara sembarangan dan lupa mematikan api di perkemahan.
i.      Aktivitas vulkanis seperti terkena aliran lahar atau awan panas dari letusan gunung berapi.
j.      Kebakaran di bawah tanah/ground fire pada daerah tanah gambut yang dapat menyulut kebakaran di atas tanah pada saat musim kemarau

5.    TANAH LONGSOR
Secara umum kejadian longsor disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor pendorong dan faktor pemicu. Faktor pendorong adalah faktor-faktor yang memengaruhi kondisi material sendiri, sedangkan faktor pemicu adalah faktor yang menyebabkan bergeraknya material tersebut. Meskipun penyebab utama kejadian ini adalah gravitasi yang memengaruhi suatu lereng yang curam, namun ada pula faktor-faktor lainnya yang turut berpengaruh:
a)    erosi yang disebabkan aliran air permukaan atau air hujan, sungai-sungai atau gelombang laut yang menggerus kaki lereng-lereng bertambah curam
b)   lereng dari bebatuan dan tanah diperlemah melalui saturasi yang diakibatkan hujan lebat
c)    gempa bumi menyebabkan getaran, tekanan pada partikel-partikel mineral dan bidang lemah pada massa batuan dan tanah yang mengakibatkan longsornya lereng-lereng tersebut
d)   gunung berapi menciptakan simpanan debu yang lengang, hujan lebat dan aliran debu-debu
e)    getaran dari mesin, lalu lintas, penggunaan bahan-bahan peledak, dan bahkan petir
f)    berat yang terlalu berlebihan, misalnya dari berkumpulnya hujan atau salju
g)   Hujan
Ancaman tanah longsor biasanya dimulai pada bulan November seiring meningkatnya intensitas hujan. Musim kering yang panjang akan menyebabkan terjadinya penguapan air di permukaan tanah dalam jumlah besar. Muncul-lah pori-pori atau rongga tanah, kemudian terjadi retakan dan rekahan tanah di permukaan. Pada saat hujan, air akan menyusup ke bagian yang retak. Tanah pun dengan cepat mengembang kembali. Pada awal musim hujan, kandungan air pada tanah menjadi jenuh dalam waktu singkat. Hujan lebat pada awal musim dapat menimbulkan longsor karena melalui tanah yang merekah itulah, air akan masuk dan terakumulasi di bagian dasar lereng, sehingga menimbulkan gerakan lateral. Apabila ada pepohonan di permukaan, pelongsoran dapat dicegah karena air akan diserap oleh tumbuhan. Akar tumbuhan juga berfungsi sebagai pengikat tanah.
h)   Lereng terjal
Lereng atau tebing yang terjal akan memperbesar gaya pendorong. Lereng yang terjal terbentuk karena pengikisan air sungai, mata air, air laut, dan angin. Kebanyakan sudut lereng yang menyebabkan longsor adalah 180 apabila ujung lerengnya terjal dan bidang longsorannya mendatar.
i)     Tanah yang kurang padat dan tebal
Jenis tanah yang kurang padat adalah tanah lempung atau tanah liat dengan ketebalan lebih dari 2,5 meter dan sudut lereng > 220. Tanah jenis ini memiliki potensi untuk terjadinya tanah longsor, terutama bila terjadi hujan. Selain itu, jenis tanah ini sangat rentan terhadap pergerakan tanah karena menjadi lembek jika terkena air dan pecah jika udara terlalu panas.
j)     Batuan yang kurang kuat
Pada umumnya, batuan endapan gunungapi dan batuan sedimen berukuran pasir dan campuran antara kerikil, pasir, dan lempung kurang kuat. Batuan tersebut akan mudah menjadi tanah jika mengalami proses pelapukan dan umumnya rentan terhadap tanah longsor apabila terdapat pada lereng yang terjal.
k)   Jenis tata lahan
Tanah longsor banyak terjadi di daerah tata lahan persawahan, perladangan, dan adanya genangan air di lereng yang terjal. Pada lahan persawahan akarnya kurang kuat untuk mengikat butir tanah dan membuat tanah menjadi lembek dan jenuh dengan air sehingga mudah terjadi longsor. Sedangkan untuk daerah perladangan penyebabnya adalah karena akar pohonnya tidak dapat menembus bidang longsoran yang dalam dan umumnya terjadi di daerah longsoran lama.
l)     Getaran
Getaran yang terjadi biasanya diakibatkan oleh gempabumi, ledakan, getaran mesin, dan getaran lalulintas kendaraan. Akibat yang ditimbulkannya adalah tanah, badan jalan, lantai, dan dinding rumah menjadi retak. Susut muka air danau atau bendungan. Akibat susutnya muka air yang cepat di danau maka gaya penahan lereng menjadi hilang, dengan sudut kemiringan waduk 220 mudah terjadi longsoran dan penurunan tanah yang biasanya diikuti oleh retakan.
m) Adanya beban tambahan
Adanya beban tambahan seperti beban bangunan pada lereng, dan kendaraan akan memperbesar gaya pendorong terjadinya longsor, terutama di sekitar tikungan jalan pada daerah lembah. Akibatnya adalah sering terjadinya penurunan tanah dan retakan yang arahnya ke arah lembah. 
n)   Pengikisan/erosi
Pengikisan banyak dilakukan oleh air sungai ke arah tebing. Selain itu akibat penggundulan hutan di sekitar tikungan sungai, tebing akan menjadi terjal.
o)   Adanya material timbunan pada tebing
Untuk mengembangkan dan memperluas lahan pemukiman umumnya dilakukan pemotongan tebing dan penimbunan lembah. Tanah timbunan pada lembah tersebut belum terpadatkan sempurna seperti tanah asli yang berada di bawahnya. Sehingga apabila hujan akan terjadi penurunan tanah yang kemudian diikuti dengan retakan tanah.
p)   Bekas longsoran lama
Longsoran lama umumnya terjadi selama dan setelah terjadi pengendapan material gunung api pada lereng yang relatif terjal atau pada saat atau sesudah terjadi patahan kulit bumi. Bekas longsoran lama memilki ciri:
1.    Adanya tebing terjal yang panjang melengkung membentuk tapal kuda.
2.    Umumnya dijumpai mata air, pepohonan yang relatif tebal karena tanahnya gembur dan subur.
3.    Daerah badan longsor bagian atas umumnya relatif landai.
4.    Dijumpai longsoran kecil terutama pada tebing lembah.
5.    Dijumpai tebing-tebing relatif terjal yang merupakan bekas longsoran kecil pada longsoran lama.
6.    Dijumpai alur lembah dan pada tebingnya dijumpai retakan dan longsoran kecil.
7.    Longsoran lama ini cukup luas.
8.    Adanya bidang diskontinuitas (bidang tidak sinambung)
Bidang tidak sinambung ini memiliki ciri:
1.    Bidang perlapisan batuan
2.    Bidang kontak antara tanah penutup dengan batuan dasar
3.    Bidang kontak antara batuan yang retak-retak dengan batuan yang kuat.
4.    Bidang kontak antara batuan yang dapat melewatkan air dengan batuan yang tidak melewatkan air (kedap air).
5.    Bidang kontak antara tanah yang lembek dengan tanah yang padat.
6.    Bidang-bidang tersebut merupakan bidang lemah dan dapat berfungsi sebagai bidang luncuran tanah longsor.
q)   Penggundulan hutan
Tanah longsor umumnya banyak terjadi di daerah yang relatif gundul dimana pengikatan air tanah sangat kurang.
r)     Daerah pembuangan sampah
Penggunaan lapisan tanah yang rendah untuk pembuangan sampah dalam jumlah banyak dapat mengakibatkan tanah longsor apalagi ditambah dengan guyuran hujan, seperti yang terjadi di Tempat Pembuangan Akhir Sampah Leuwigajah di Cimahi. Bencana ini menyebabkan sekitar 120 orang lebih meninggal.